1. Bisnis Indonesia, halaman 25 : "Pabrikan Bersiap Genjot Produksi"
Pelaku
industri mulai memasok bahan baku untuk menggenjot produksi menielang
puasa dan Idulfitri.Hal ini terlihat dari kenaikan impor bahan baku
kumulatif pada Januari—April 2017
yang naik 15,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor April bahan
baku tercatat sebesar US$8,95 miliar. Angka itu menurun 9,75% dari Maret
2017, tetapi naik 9,58% jika dibandingkan dengan April 2016. Impor bahan baku berkontribusi hingga 75,61% dari keseluruhan impor pada periode Januari— April 2017. Sementara itu barang modal menyumbang 15,44% senilai US$7,5 miliar dan barang konsumsi 8,97% dengan nilai US$4,35 miliar.
2. Bisnis Indonesia, halaman 26 : "Formalisasi Sektor Informal Dibutuhkan"
Mengutip
data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2017, komposisi tenaga
kerja informal naik menjadi 58,35% menjadi dari 58,28% pada Februari
2016. Sepanjang tahun lalu, konsistensi dominasi pekerja informal juga
tidak terbantahkan yakni pada Februari 2016 sebesar 58,28% dan Agustus
2016 sebanyak 57,60%. Hal tersebut mengindikasikan pergeseran pekerja
dari sektor formal ke informal sangal tinggi sehingga mempengaruhi
penurunan TPK pada Februari 2017. Sebaliknya, lapangan pekerjaan formal
misalnya industri hanya mampu tumbuh rendah yang berakibat pada
rendahnya penyerapan tenaga kerja.
3. Koran Jakarta, halaman 5 : "Dipengaruhi Sentimen Internal"
Nilai
tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (15/5)
sore, menguat 32 poin dari sehari sebelumnya menjadi 13.297 rupiah per
dollar AS. Sejumlah data ekonomi domestik yang dirilis pada awal pekan
ini
direspons positif pelaku pasar uang sehingga rupiah mengalami apresiasi
terhadap dollar AS. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan neraca
perdagangan Indonesia pada April 2017
mencatatkan surplus sebesar 1,24 miliar dollar AS. Secara kumulatif,
neraca perdagangan Indonesia pada JanuariApril 2017 tercatat surplus
sebesar 5,33 miliar dollar AS dengan ekspor mencapai 53,86 miliar dollar
AS dan impor sebesar 48,53 miliar dollar AS.
4. Koran Jakarta, halaman 4 : "BPS Siap Dukung Data untuk BPJS Ketenagakerjaan"
Badan
Pusat Statistik (BPS) berkomitmen mendukung BPJS Ketenagakerjaan dalam
menjalankan program jaminan sosial ketenagakerjaan. BPS siap memberikan
datadata yang dibutuhkan BPJS Ketenagakerjaan, khususnya yang terkait
dengan masalah ketenagakerjaan. Hal tersebut ditandai dengan
penandatanganan nota kesepahaman yang ditandatantangi oleh Direktur
Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, dan Kepala Badan Pusat
Statistik, Suhariyanto, di Jakarta, Senin (15/6).
5. Koran Tempo, halaman 18 : "Upah Riil Buruh Tani Naik 0,62 Persen"
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ratarata upah nominal buruh tani pada April 2017 naik 0,33 persen dibanding Maret lalu, yakni dari Rp 49.473 per hari menjadi Rp 49.638 per hari. Adapun ratarata upah riil naik
0,62
persen, yakni dari Rp 37.318 per hari menjadi Rp 37.549 per hari. "Pada
April, terjadi deflasi di pedesaan sebesar 0,29 persen. Kenaikan upah
nominal masih mampu mengkompensasi deflasi yang terjadi sehingga upah
riil masih mengalami kenaikan," kata Kepala BPS, Suhariyanto, di
kantornya, kemarin.
6. Radar Surabaya, halaman 8 : "Impor Turun. Harga Bawang Putih Dikhawatirkan Naik"
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mengkhawatirkan penurunan impor bawang putih pada bulan April 2017,
akan mendorong harga komoditi ini naik saat Ramadan akhir Mei ini.
Impor bawang putih menurun 25 persen atau USD 28,8 ribu dari bulan
sebelumnya yang mencapai USD 38,7 ribu. "Jatim tidak punya bawang putih
dan bulan Ramadan kebutuhannya sangat tinggi tapi impor kok justru turun
pada April daripada Maret. Sedangkan secara keseluruhan sejak Januari
sampai April naik ditakutkan para pengepul dan penjual sudah menimbun
barangnya untuk Ramadan sehingga harga bisa dinaikkan," papar Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono saat ditemui di kantor
BPS Jatim, Jemursari, Senin (15/5).