30 Mei 2017 | Kegiatan Statistik Lainnya
1. Harian Ekonomi Neraca, halaman 9 "Ekonomi Banten Triwulan I/2017 Tumbuh 5,90 Persen"
Ekonomi Banten triwulan 12017 tumbuh 5,90 persen (y on y) atau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan 12016, yang didukung oleh semua lapangan usaha yang tumbuh positif, kecuali pengadaan listrik dan gas. Kepala Badan Pusat Statistik(BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin (29/5), mengatakan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 15,94 persen, diikuti informasi dan komunikasi 7,34 persen, dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,26 persen.Bila dilihat dari sisi pengeluaran sumber pertumbuhan perekonomian Banten dalam triwulan I tahun 2017, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan komponen yang memberikan andil terbesar dalam tumbuhan ekonomi yaitu sebesar 3,12 persen, diikuti komponen PMTB sebesar 3,02 persen.
2. Koran Tempo, halaman 19 : "Pemerintah Tetapkan Harga Acuan 9 Komoditas"
Kementerian Perdagangan menetapkan harga acuan untuk sembilan bahan pangan, yakni beras, jagung, kedelai, gula, minyak goreng, bawang merah, daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan harga acuan itu berlaku untukpembelian di tingkat petani dan penjualan ditingkat konsumen mulai 16 Mei 2017. Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, mengatakan kenaikan harga pangan pada awal Ramadan akan mempengaruhi tingkat inflasi pada Mei.
3. Kompas, halaman 17 : "Menteri Diminta Sederhanakan Perizinan"
Presiden Joko Widodo meminta para menteri Kabinet Keija memanfaatkan momentum peringkat layak investasi yang diberikan sejumlah lembaga pemeringkat internasional kepada Indonesia. Untuk mendukung hal itu, penyederhanaan perizinan merupakan hal utama. Menteri menteri diminta tidak menerbitkan peraturan menteri yang berpoternsi membuat rumit proses perizinan. Menurut Badan Pusat Statistik, produk domestik bruto
(PDB) Indonesia pada triwulan 12017 sebesar Rp 3.227,2 triliun atau tumbuh 5,01 persen dibandingkan dengan triwulan 12016. Adapun realisasi investasi pada triwulan 12017 sebesar Rp 165,8 triliun.
4. Kompas.com : "Harga Bawang Putih di Jakarta Bervariatif "
Harga bawang putih di wilayah Ibukota Jakarta masih bervariatif tergantung jenis dan lokasi pasar . Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bawang putih maksimal Rp 38 . 000 per kilogram . Hal ini dilakukan guna menekan harga bawang putih yang terus merangkak naik . Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat impor bawang putih per April 2017 dari China mencapai 22 . 650 ton sedangkan India 1 . 971 ton .
5. Okezone.com : "Duh, Harga Pangan Mulai Merangkak Naik! "
Memasuki awal bulan puasa, sejumlah harga komoditas pangan, khususnya bawang putih, cabai merah, telur ayam, dan daging ayam mulai merangkak naik . Info ini yang akan berguna karena TPID itu ada di setiap provinsi bahkan di beberapa daerah ada di kabupaten/ kota,” ujarnya . Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS ) Suhariyanto memperkirakan inflasi pada bulan Mei akan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya . Inflasi April tercatat 0,09% dengan komponen volatile food mengalami deflasi1,26% akibat panen raya .